Apakah Suplemen Dapat Menyembuhkan Penyakit ?


Klik disini untuk melihat video tersebut

Halo sobat sehat, jumpa lagi dengan saya dr. Sung. Videokali ini adalah acara yang sangat spesial karena saya kedatangan seorang tamu,yaitu teman sejawat saya dr. Rigan Tandio. Pada kesempatan kali ini, saya akanmewawancarai beliau. Tetapi, wawancaranya kita tunggu setelah yang satu ini.

Sobat sehat, sebelum saya mewawancarai beliau, ada baiknyasaya kenalkan dahulu profil beliau. Beliau adalah seorang dokter dan jugaseorang owner dari apotek “SumberAnom”. Dan sekarang, beliau telah memiliki 6 cabang dan juga memiliki 9 apotekerserta 75 karyawan. Wow, sangat luar biasa..

Apotek Sumber Anom telah berdiri sejak lama. Mari kitatanyakan langsung kepada beliau.

  • dr. Sung  :“Sudah berapa lama apoteknya berdiri, dok?”
  • dr. Rigan : “Sudah sebelas tahun, mulai tahun2007.”
  • dr. Sung : “Sejak 2007 dan sekarang sudah tahun 2018. Berarti sudah 11 tahun.”

Beliau juga sudah mendapatkan banyak sekali penghargaan atasapoteknya. Anda bisa lihat sendiri disini. Saya akan membacakan beberapapenghargaannya. Yaitu IndonesianBussiness Award, kemudian Pusat Profil dan Biografi Indonesia. Lalu PusatPrestasi Indonesia, dan masuk juga di Majalah Penghargaan Indonesia. Sebenarnyamasih banyak lagi. Tetapi anda bisa melihat sendiri penghargaannya disini.

Disini, saya akan bertanya kepada dr. Rigan tentang ‘apa peranan suplemen di dalam terapi?’.

Mungkin banyak dari kita yang menganggap, “Wah, itu hanya suplemen, dok. Tidak penting. Bukannya sudah cukup dari makanan?”. Disini saya akan tanyakan pendapat dr. Rigan tentang suplemen di dalam terapi.

  • dr. Sung : “Apakah peranan suplemen menurut dokter?”
  • dr. Rigan : “Kalau di Indonesia, banyakdokter-dokter yang mempunyai channel dariYouTube seperti SB30 health ini. Sayarasa masyarakat Indonesia akan semakin terbangun pandangan dan wawasan merekatentang kesehatan. Serta tidak salah kaprah lagi. Saya merasa sangat senangsekali dengan adanya channel sepertiini. Inilah hebatnya multimedia. Sehingga dengan adanya channel seperti ini, semuanya bisa langsung mendengar dan bisamengubah mindset’nya tentangkesehatan.
  • dr. Sung : “Berarti anda semua harus berterima kasih pada YouTube yaa..”
  • dr. Rigan : “Ya, berterima kasih pada YouTube.Sekarang, mari kita lanjutkan. Masalah ‘apakah suplemen bisa untuk terapi?’Saya memiliki 6 apotek. Dan disemua apotek saya menjual suplemen dan obat.Istilah suplemen dan obat ini memang sangat membingungkan. Dari dulu sampaisekarang, sejak adanya perkembangan segala macam dari Barat dan Timur,terciptalah obat dan suplemen.

Obat dan suplemen kelihatannya dua-duanyamembingungkan. Di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia saja. Itu merupakansesuatu yang membingungkan.”

  • dr. Sung : “Hal ini bukan hanya membingungkan di Indonesia ya, sobat sehat.Ternyata di seluruh dunia juga seperti itu.”
  • dr. Rigan : “Hal ini merupakan suatu kontroversiyang tidak ada ujung pangkalnya. Dan hal ini juga dipertanyakan dimana-mana.Solusinya? TIDAK ADA. Tidak ada solusi tentang mana yang baik dan mana yangtidak. Tetapi kita bisa melihatnya seperti ini. Suplemen ataupun obat, keduanyasama-sama dari bahan kimia. Jika kita bicara tentang ‘kimia’, ilmu kimia itutermasuk salah satu ilmu di dalam IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Jadi, kimia itubukan sesuatu yang aneh. Proses di dalam tubuh kita juga merupakan proses biokimia.

Jadi misalkan kita bandingkan antarasuplemen alami dengan  suplemen kimia,sebenarnya oksigen yang kita hirup pun adalah unsur kimia, yaitu O2.Jadi, suplemen untuk terapi dan berbagai macam lainnya misalkan kalsium, zatbesi, kemudian ada vitamin-vitamin, itu semua juga digunakan oleh dokter untukmengobati. Jadi, itu dikatakan suplemen atau obat? Saya rasa untuk ibu hamiljuga disarankan harus mengkonsumsi kalsium, vitamin, asam folat dan sebagainya.Semua itu kriterianya adalah suplemen.

Jadi apabila suplemen masih dipertanyakan :‘apakah suplemen bisa digunakan sebagai terapi?’. Sebenarnya suplemen tunggalsaja jika digunakan sebagai terapi, atau bisa juga berfungsi sebagai tambahan,atau terkadang juga tidak bisa sama sekali. Peranan suplemen itu sangat luas.”

  • dr. Sung : “Mungkin tergantung dari kondisi pasiennya karena tiap kasus mungkinberbeda.”
  • dr. Rigan : “Betul sekali.”
  • dr. Sung : “Jadi menurut dr. Rigan, tergantung dari kondisi atau penyakit daripasien tersebut. Karena penggunaan suplemen itu sendiri bisa tunggal, bisa dikombinasikan,ataupun bisa tidak sama sekali. Sekali lagi tergantung dari kondisi pasien. Sobatsehat, saya punya satu pertanyaan lagi untuk dr. Rigan. Biasanya kita seringmendengar di masyarakat : ‘Dok, kalau mengkonsumsi suplemen terlalu banyak, adaefek sampingnya atau tidak?’ Lalu, bagaimana tanggapan dari dr. Rigan?”
  • dr. Rigan : “Jadi saya rasa di negara mana saja,anggapan tentang obat, tentang suplemen dan segala macam memang simpang siur,tidak ada kejelasan. Tetapi jika kita bicara tentang efek samping, jangankansuplemen atau obat. Makanan pun juga ada efek sampingnya.”
  •  dr.Sung  : “Itu benar sobat sehat. Makananpun ada efek sampingnya.”
  • dr. Rigan : “Semua itu tergantung jumlah, jenisdan jadwal. Misalkan kita makan sambal. Jika lomboknya cuma satu atau dua, tidakmasalah. Tetapi kalau mencoba 10 tau 15, pasti ada efek sampingnya.”
  •  dr.Sung  : “Anda mungkin bisa diare atausakit perut. Saya sudah pernah membahas itu sebelumnya.”
  • dr. Rigan : “Lalu yang kedua. Misalkan kitamakan kacang. Jika kita makan kacang sampai 1 toples, tentu akan langsung adaefek sampingnya. Jadi yang membingungkan saya itu intinya adalah begini.., kitaini mau mengobati atau mencari solusi terhadap keluhan-keluhan tidak enak yangada pada tubuh kita. Yang tadinya tidak ada, lalu tiba-tiba tubuh kita merasatidak enak. Mungkin anda merasa malas, seperti tidak bersemangat, seperti adanyeri di punggung dan sebagainya.

Jadi yang mau kita tuju adalah kita inginmenghilangkan rasa sakit itu. Kita mau membuat tubuh kita menjadi lebih sehat,dan kembali ke sebelum ada rasa-rasa seperti yang tadi. Memang efek sampingmerupakan sesuatu yang harus kita waspadai dan hati-hati. Tetapi efek sampingitu bukanlah menjadi tujuan utama kita. Dan hal seperti itu tidak terlalusering muncul. Jadi, sama seperti kita mau makan nasi. Ketika kita makan nasi,apakah kita memikirkan efek sampingnya? Kita merasa lapar, maka kita makan.Ketika kita sakit, maka kita mencari solusi dengan meminum obat.

Jadi, yang menjadi inti dari pengobatan itu adalah kita sakit apa, lalu suplemen, obat atau apapun itu cocok atau tidak dengan kita?

Seandainya kita mempunyai suatu kepercayaan bahwa ‘saya sakit ini, lalu saya makan ini pasti sembuh’. Misalkan saya pakai bawang putih, atau daun-daun yang aneh-aneh itu bisa menyembuhkan penyakit ini, itu dan sebagainya. Apakah itu tidak ada efek sampingnya? Justru ramuan itu tidak dibuat dengan cara pembuatan yang baik. Tidak steril.

Saya rasa contohnya seperti manggis. Ada mitos yang mengatakan bahwa manggis itu bisa menyembuhkan macam-macam penyakit. Akhirnya, orang-orang mencari manggis sendiri, direbus sendiri, kemudian diminum. Setiap hari dia mencari manggis.

Kalau kita mau menghitung secara keuangan, apakah itu tidak ada efek sampingnya? Efek sampingnya pasti ada. Bahkan makan pisang terlalu banyak pun kita bisa migrain. Kita makan bawang putih terlalu banyak pun migrain juga. Makan cokelat terlalu banyak migrain juga. Itu adalah efek samping dari makanan.

Sekarang kalau kita mau menghitung uang, antarakita beli manggis itu tadi kita rebus sendiri, butuh uang berapa? Namun dengan suplement yang sudah dibuat dengan carapembuatan yang baik, sterilitasnya dijaga, dibungkus dengan kemasan, kemudiandengan harga yang hanya sekian, jika kita cross-kanharganya, apakah tidak lebih murah?

  • dr. Sung : “Jatuhnya lebih murah dan lebih steril ya, dok..”
  • dr. Rigan : “Jatuhnya lebih murah. Dan kitatidak repot, lebih steril, dan hasilnya jelas terukur. Justru dengan obat,suplemen, dan lain sebagainya, itu adalah cara manusia untuk ‘mengatur’. Yangdulunya masih memakai cara seperti itu (manual), tanpa ada takaran dan segalamacam, sekarang semakin berkembang karena semua sudah diteliti. Kemudianmanusia mulai membuat suatu produk yang lebih baik yang secara kualitas, secaraukuran dan dosisnya, kemudian dia mengetahui juga bahwa ternyata ada efek-efeksampingnya. Dan dibuatlah suatu suplemen. Kalau ‘cap’nya memang suplemen.Sepertinya tidak ada penelitian yang jelas tentang efek sampingnya. Kalau obat,tidak boleh dikeluarkan sebelum terbukti aman. Yang mengeluarkan siapa?Tentunya pihak yang berwenang. Tetapi kalau suplemen itu dijual boleh, sampaiterbukti berbahaya. Jika dibuktikan produk itu tidak berbahaya, itu barudinyatakan aman. Tetapi kalau obat dinyatakan bahaya, sampai terbukti amandengan percobaan yang lama, baru boleh dijual. Jadi terkesan aman.

Tetapi zaman dahulu suplemen itu terkesantidak melewati penelitian, suplemen itu tidak aman. Tetapi sekarang, suplemenitu semuanya sudah melewati penelitian.

  • dr. Sung : “Ada penelitiannya ya.. Dan bahkan ada Badan POM’nya.”
  • dr. Rigan : “Ada Badan POM’nya dan ditelitidengan jelas unsur-unsurnya dan segala macam. Bahkan sampai mengetahui juga apaefek sampingnya. Apa yang mungkin muncul. Justru efek itu bisa diprediksi. Justruefek itu jauh lebih bisa kita prediksi dibandingkan dengan yang manual tadi.”
  • dr. Sung : “Seperti merebus sendiri kulit manggis.”
  • dr. Rigan : “Ya. Karena ada unsur yang lain. Unsur-unsurlain yang ikut, padahal tidak kita perlukan. Tetapi, di dalam suplemen yangdiambil itu hanya unsur yang paling penting, diekstrak, kemudian dijadikansebuah kapsul dengan cara yang sudah bagus, dengan harga yang cukup bagus. Jikadikatakan tidak ada penelitian, tidak ada buktinya, itu salah. Penelitian danbukti-buktinya sudah ada. Sekarang penelitiannya sudah banyak sekali. Kelihatannyajustru nanti ke depannya.

Sampai sekarang kita juga sudah tahu bahwa di dunia kedokteran atau farmasi, di dalam industri obat tidak ada perkembangan yang terbaru seperti di industri suplemen.

Industri suplemen itu justru berkembang pesat sekali dengan produk-produk yang selalu baru. Dan itu sudah melewati berbagai penelitian. Dan hasilnya juga dahsyat. Tidak bisa diremehkan. Bahkan obat saja bisa kalah. Dampaknya juga bisa langsung terasa. Dulu ada yang mengatakan kalau langsung terasa, itu berarti obat. Namun sebenarnya tidak juga. Langsung terasa itu maksudnya terasa bagaimana?”

  • dr. Sung : “Sobat sehat, jadi begini. Mungkin bagi anda yang beranggapan, ‘Wah,saya tidak perlu suplemen A, saya tidak perlu suplemen B, atau mungkin suplemenA misalnya mengandung green tea atauteh hijau’. Ada yang mengtakan, ‘Ah, saya bisa kok rebus green tea sendiri di rumah. Dengan dosis misalnya minum 10 cangkirperhari.’ Tetapi anda lupa bahwa sebenarnya greentea itu khasiatnya memang bagus. Namun, ada zat-zat yang tidak dibutuhkanoleh tubuh kita. Dan jika anda konsumsi dalam jumlah berlebihan, maka akanmenyebabkan efek samping. Mungkin maag anda akan kambuh. Karena ketika green tea ini diekstrak dan diambilbahan aktifnya saja, itu jauh lebih bermanfaat. Jadi bahan-bahan yang tidakterpakai sudah dibuang. Dan yang dipakai hanya bahan aktifnya saja.

Saya berikan contoh agar anda semua dapatmengerti maksud dari dr. Rigan. Contohnya omega-3. Kalau kita makan ikan, harusmakan berapa banyak? Tetapi kalau sudah dalam bentuk suplemen, itu akan lebihmudah.”

  • dr. Rigan : “Kalau masalah efek samping, semuapasti ada.”
  • dr. Sung :” Kalau masalah efek samping, semua pasti ada, jika andamengkonsumsinya dalam jumlah berlebihan. Untuk itu bagi anda yang tidakmengerti, anda boleh tanyakan kepada dokter anda dan sebaiknya anda membacajuga kemasannya jika anda membeli suplemen sendiri. Apa efek sampingnya danberapa dosisnya. JANGAN NGAWUR. Oke..”

Bincang-bincang kita pada kesempatan kaliini dengan dr. Rigan cukup sampai disini. Terima kasih dr. Rigan atasjawabannya. Dan mungkin ada pesan terakhir yang ingin disampaikan oleh dr.Rigan untuk pemirsa SB30 health?”

  • dr. Rigan : “Baik. Jadi begini, para pemirsasemua siapapun anda. Kami berdua dokter. Namun bukan berarti  selalu benar. Bisa juga yang melihat channel ini juga seorang petugas medis.Paramedis maupun orang awam, atau siapa saja, baik dari para senior atau paraguru sejawat. Kami bukan bermaksud untuk menggurui atau bermaksud untuk membuatkontroversi. Tidak. Tetapi selama kami praktek, ini adalah pendapat kamipribadi. Bahwa selama kami praktek, kami melihat bahwa sekarang yang berkembangadalah suplemen.

Produk itu memang bukan sesuatu yang kitapelajari dulunya. Tetapi ternyata ketika kami praktek sehari-hari, ketikasuplemen diberikan, suplemen itu memiliki suatu efek yang tidak kalah. Sayamengatakan bahwa efek dari suplemen tidak kalah dengan obat. Suplemen itu bisalangsung dan tidak langsung efeknya sama dengan obat. Saya rasa, kembali untukpemilihan suplemen, harus dikonsultasikan kepada orang yang benar. Kepada orangyang memiliki literatur, memiliki ilmunya, productknowledge’nya. Dan memang apa yang terkandung di dalamnya itu harus benardengan apa yang tertulis.

Jadi harus memiliki izin yang jelas. Ituartinya adalah bukti bahwa produk itu aman. Ada Badan POM, kalau di Indonesia. Ituadalah bukti, jaminan garansi bahwa isi yang terkandung di dalam suplemen itumemang benar apa adanya. Jadi suplemen aman itu bukan yang tidak ada labelBPOM’nya, tidak ada kejelasannya. Bukan suplemen yang abal-abal. ‘Ini sudah adalabel BPOM dan segala macam’. Seperti itu. Para pemirsa harus lebih jeli didalam melihat segala macam suplemen yang sudah beredar di pasaran. DILIHAT.Apakah suplemen itu benar-benar berizin resmi, isi yang terkandung dan manfaatyang akan didapat itu apakah seperti yang anda harapkan. Yaitu meningkatkankesehatan anda semua. Sekian, terima kasih atas kesempatannya, dr. Sung.”

  • dr. Sung :”Terima kasih dr. Rigan. Oke sobat sehat, itu tadi bincang-bincang kitadengan dr. Rigan. Dan sebagai penutup, bagi anda yang belum subscribe, silahkan klik subscribe dan share kepada teman-teman anda. Sampai jumpa di video berikutnya, salamhebat luar biasa..!!

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url