Klik disini untuk melihat video tersebut

Halo sobat sehat, jumpa lagi dengan saya dr. Sung. Pada video kali ini saya akan membahas sebuah berita yang sedang hangat. Bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.  Yaitu : “Bahaya Makan Ikan yang Mengandung Mikroplastik”.

Sobat sehat, baru-baru ini saya membaca di surat kabar, yaitu Jawa Pos. Yaitu bahwa ikan-ikan di kali Surabaya ternyata ditemukan mengandung mikroplastik. Dan setelah saya membaca koran tersebut, saya mencari informasi lagi di internet. Dan ternyata, berita tentang pencemaran mikroplastik di dalam tubuh ikan bukan hanya menjadi masalah di Surabaya ataupun di Indonesia. Ternyata juga di seluruh dunia.

Jadi saya akan bacakan untuk anda data yang saya dapatkan. Jadi dari CNN Indonesia, berdasarkan data Jambeck 2015, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton.

Jadi, Indonesia merupakan peringkat kedua setelah China. Kemudian, peringkat ketiga adalah Filiphina yang menghasilkan sampah plastik mencapai 83,4 ton. Lalu diikuti oleh Vietnam 55,9  juta ton. Lalu Sri Lanka yang mencapai 14,6 juta ton per tahun.

Mungkin sobat sehat bingung. “Ngapain sih, dr. Sung membahas ini? Ini ‘kan yang makan ikan. Terdapat di tubuh ikan”. Jadi begini.. Plastik ini sudah mencemari kali, sungai dan laut. Apalagi semua benua terhubung oleh laut. Dan kita tahu bahwa sumber makanan kita sebagian besar juga berasal dari laut.

Jadi sampah-sampah plastik tadi yang sudah ‘menggunung’, terutama di kota-kota besar, apalagi Indonesia tadi sudah masuk ke urutan kedua. Jadi sampah-sampah ini banyak yang masuk ke kali, akhirnya masuk ke sungai dan masuk ke laut. Dengan panas sinar matahari, kemudian plastik tersebut bertabrakan dengan ombak, bergesekan, dan akhirnya membentuk mikroplastik atau plastik-plastik yang berukuran kecil.

Dan inilah yang menjadi makanan ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil tersebut akan dimakan oleh ikan yang lebih besar. Ikan yang lebih besar akan dimakan oleh ikan yang lebih besar lagi.

Dan anda tahu? Rantai makanan tertinggi atau yang teratas itu adalah manusia.

“Lalu apa hubungannya? ‘Kan plastiknya sudah diurai oleh ikan?” Sebenarnya, sampah plastik itu tidak mudah diurai. Jadi apabila anda belanja ke supermarket, anda membeli menggunakan kantong plastik, maka kantong plastik membutuhkan waktu sekitar 10-12 tahun untuk bisa terurai sempurna. “Kalau botol plastik bagaimana?”. Karena lebih padat, maka botol plastik ini membutuhkan waktu lebih lama. Sekitar 20-22 tahun untuk bisa terurai sempurna.

Dan bahkan, jika anda sering berbelanja menggunakan styrofoam ketika anda makan di luar, maka styrofoam ini membutuhkan ratusan tahun bahkan hingga 500 tahun untuk bisa terurai sempurna. Jadi ikan kecil maupun besar yang mengkonsumsi mikroplastik tadi tidak dapat diurai diurai sempurna di dalam tubuh mereka. Dan yang terakhir memakannya adalah manusia. Akhirnya, plastik-plastik ini akan terakumulasi ke dalam tubuh manusia.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa ikan-ikan yang mengkonsumsi mikroplastik ini dapat menyebabkan gangguan perilaku pada ikan.

Dan bagaimana dengan manusia? Sampai sekarang, para ahli masih terus meneliti apa akibat dari mikroplastik yang termakan oleh manusia.

Mungkin jika dalam jumlah besar, mikroplastik yang terakumulasi di dalam tubuh manusia mungkin dapat menyebabkan gangguan perilaku juga dan masalah-masalah kesehatan lainnya seperti cancer, autisme, dan sebagainya. Dan hal ini masih terus mendapatkan perhatian dari para peneliti di luar sana. Dan saya rasa, di Indonesia pun sudah mulai banyak fakultas yang meneliti masalah ini.

Lalu mengapa sampai sekarang, manusia atau orang-orang masih sangat suka menggunakan plastik? Padahal, sampah plastik ini dapat mencemari lingkungan. Alasannya adalah plastik ini mudah dibuat, lebih tahan lama, dan mudah penggunaannya. Sekali pakai tinggal buang.

Akibat dari sekali pakai tinggal buang ini contohnya seperti sedotan. Sekali kita pakai, sudah selesai dibuang. Satu orang membuang satu. Anda bayangkan jika anda setiap hari konsumsi di luar. Anda menggunakan sedotan. Satu orang dalam satu bulan, mungkin bisa mengkonsumsi 60-90 sedotan jika setiap hari harus makan di luar. Pagi, siang dan malam.

Kemudian styrofoam, piring plastik, dan sendok plastik yang sekali pakai dibuang. Proses pembuatannya itu cepat. Tetapi proses penghancuran atau penguraiannya itu membutuhkan waktu puluhan tahun, bahkan ratusan tahun. Seperti yang saya sebutkan tadi, styrofoam.

Jadi, saran saya di video kali ini adalah cobalah untuk mengurangi penggunaan plastik.

Jadi mungkin bagi anda yang ingin membeli makanan di luar, sebaiknya bawa wadah sendiri sehingga mengurangi penggunaan styrofoam. Itu yang pertama.Kemudian untuk anda yang suka berbelanja di luar. Sekarang sudah banyak swalayan-swalayan yang menyediakan kantong belanja menggunakan tas kain. Jadi, mengurangi penggunaan plastik. Atau mungkin menggunakan kardus.

Dan sampai saat ini, di Indonesia masih banyak orang-orang yang belum sadar untuk membersihkan pantai atau lautnya sendiri. Sampai-sampai, ada oeganisasi dari luar yang membersihkan pantai di Indonesia. Saya memberikan contoh, 4 Ocean yang membersihkan laut atau pantai di Bali. Jadi, berterima kasihlah kepada tim sukarelawan 4 Ocean karena mau membantu membersihkan sampah di Indonesia.

Untuk kita sebagai bangsa Indonesia yang ingin terlibat dalam menjaga kebersihan laut kita atau sungai kita, disini saya masukkan beberapa link sukarelawan yang turut serta menjaga kebersihan lingkungan kita. Mungkin anda bisa turut serta membantu. Paling tidak, mulailah dari diri sendiri dulu. Jika anda ikut aktif membersihkan sungai atau membersihkan laut, silahkan.

Semoga informasi yang saya bagikan ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Dan seperti biasa, bila anda menyukai video seperti ini, jangan lupa klik like di bawah ini, subscribe dan share kepada teman-teman anda. Sampai jumpa di video saya selanjutnya. Salam hebat luar biasa..!!

Dapatkan Info Kesehatan Terbaru / Promo Produk-Produk Kesehatan Menarik Eksklusif!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here